Setiap orang, saya rasa, terus berpikir dalam hidupnya, termasuk memikirkan masa depan. Masa depan yang mungkin besok sudah tidak bisa lagi dipikirkan. Tapi bukan itu yang akan saya bahas, melainkan bahwa setiap orang pasti berpikir untuk menemukan solusi ke depan, termasuk rencana masa depan baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun usaha bisnisnya.
Saya suka dengan orientasi pemikiran untuk menemukan masa depan yang benar-benar "leha-leha" dalam istilah Jawa, atau "nyantai" menurut saya, atau bisa dikatakan bebas finansial menurut para pakar bisnis.
Saya sendiri masih kurang begitu paham mengenai kebebasan finansial itu yang seperti apa. Jika diperbolehkan mengartikan sendiri, saya lebih condong bahwa kebebasan finansial adalah bebas dari hutang dan memiliki pasif income yang terus mengalir sampai mati, bahkan bisa diwariskan.
Itu versi saya sendiri sebagai seorang yang sekarang berprofesi sebagai engineer di kapal. Walaupun ada sebagian orang atau artikel yang pernah membahas kalau kebebasan finansial belum tentu tanpa hutang, saya cenderung berpendapat bahwa kalau bisa, jangan sampai berhutang.
Pemikiran seseorang pasti berbeda tentang hal ini, tentang kebebasan finansial di masa depan dan tentang menikmati masa pensiun di umur mungkin 50 tahun atau terserah.
Kenapa saya berorientasi ke masa depan? Karena saya memang tipe orang pemikir. Yah, memang susah rasanya dengan kelainan tipe pemikir. Didasari dengan logika dan analisa, tetapi kurang dalam bertindak. Ini sangat problematis bagi saya.
Saya selalu ada ide, tapi tindakan nol. Sebenarnya mungkin bukan nol, tapi jika diprosentasekan, pemikiran saya 80 persen dan tindakan hanya 20 persen saja.
Hal tersebut sangat mengkhawatirkan sekali, karena dua puluh persen itu sangat kurang. Kalau untung-untungan secara gambling, kemungkinan kecil bisa berdampak besar.
No comments