Menjadi Dewasa: Pilihan dan Pentingnya Belajar dari Masa Lalu
Menjadi dewasa adalah pilihan, bukan hanya tentang umur. Kenyataannya, umur akan selalu berkurang apabila benar-benar sudah dijatah dari Tuhan, dan umur bertambah karena waktu yang kita gunakan semakin banyak.
Dalam hidup ini, saya masih mencari kebahagiaan sejati, walaupun mungkin sudah tidak ada atau tidak akan pernah ditemukan di dunia.
"Hidup Anda saat ini ditentukan oleh masa lalu Anda, dan hidup Anda di masa depan ditentukan oleh masa sekarang Anda."
Saya sependapat dengan kata-kata mutiara ini karena saya masih menganggap bahwa hidup adalah pilihan. Hidup adalah untuk memilih keterserahan kita.
Nyatanya, kita sebagai manusia mempunyai kehendak bebas untuk melakukan apapun di dunia ini, walaupun menurut saya masih ada ikut campur kehendak Tuhan dalam mengambil keputusan tertentu. Kehendak bebas ini adalah tentang pilihan, tentunya ada pilihan yang berlawanan satu sama lain seperti baik atau buruk, ya atau tidak, dan lain sebagainya.
Pilihan-pilihan lain mungkin lebih banyak, contohnya dalam mengambil keputusan sebelum melakukan sesuatu atau akan melakukan sesuatu untuk menentukan masa depan. Pilihan yang saya maksud adalah pilihan di awal, bukan di akhir dari tujuan, karena kalau di akhir itu berarti tujuan atau cita-cita.
Sebagai contoh: "Saya bercita-cita ingin menjadi seorang pelaut." Mungkin saja akan tercapai atau mungkin tidak tercapai karena masih angan-angan, tetapi berbeda lagi ketika saya mencari tahu tentang pelaut dan untuk mencapai itu semua harus melalui langkah-langkah yang sudah ditentukan. Berarti kita memilih untuk menuju cita-cita kita yang terkadang tidak kita sadari sedang berjalan menuju tujuan tersebut.
Bagi saya, pilihan sekecil apapun mempengaruhi kehidupan yang akan datang, mungkin beberapa menit kemudian, atau jam, atau bahkan hari, bulan, tahun. Semua itu mungkin saja terjadi. Dari berjuta kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang, kita seharusnya mau belajar dari orang lain, belajar dari masa lalu.
Pembelajaran terbaik sebenarnya belajar dari orang lain. Walaupun mungkin nasib orang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya siklus kehidupan hampir sama dalam hal tertentu. Belajar dari masa lalu atau pengalaman sendiri merupakan hal yang baik, tetapi lebih baik lagi adalah belajar dari orang-orang yang pernah hidup terdahulu yang sudah diakui kebenarannya oleh banyak orang.
Sungguh bodohnya saya jika kehidupan di dunia ini sudah berubah dari generasi ke generasi tetapi saya tidak mau belajar dari generasi sebelumnya. Padahal pelajaran dari mereka adalah sesuatu yang berharga tanpa kita harus mengalami kesulitan atau kemudahan sendiri karena pelajaran masa lalu orang lain. Sebagian dari mereka menuliskan di buku-buku, di internet melalui media sosial, blog, dan video, tetapi saya tidak mau belajar dari mereka.
Seandainya kita memikirkan terlebih dahulu setiap akan memilih dalam kehidupan ini, dengan didasari pengalaman masa lalu orang lain, mungkin akan lebih baik. Yang terpenting adalah kita tahu bahwa rujukan untuk kita adalah sesuatu yang baik dan relevan dengan dunia saat ini.
Pengalaman adalah guru terbaik, saya akui hal tersebut, tetapi lebih baik lagi adalah pengalaman baik atau buruk orang lain yang menjadi pelajaran terbaik bagi kita. Kita tidak perlu menjadi seperti para nabi untuk mempelajari ajarannya. Kita tidak perlu sengsara karena kita belajar dari guru yang sudah berpengalaman, kita bisa belajar tentang pekerjaan di kantor atau di lapangan dari pekerja terdahulu. Semua itu karena pengalaman orang lain. Tentunya kita harus cerdas dalam mencermati pengalaman orang lain juga.
Sebagai contoh: memilih untuk berbuat kejahatan sehingga merugikan orang lain, atau memilih untuk tidak makan selama dua hari, atau memilih untuk mencintai seseorang yang tidak menyukai kita. Bagi saya, di atas adalah contoh pilihan yang tanpa dasar, atau berdasarkan nafsu keinginan yang mengabaikan bahaya dan mengabaikan apapun yang penting tujuan tercapai.
Bahkan saya sendiri mengalami, dan menurut saya semua orang juga mengalami, dalam keseharian mereka memilih tanpa tujuan dan tanpa alasan yang jelas. Bisa jadi karena ketidaktahuan kita atau bisa jadi karena hanya sebatas keinginan tanpa dasar dan analisa. Tetapi semua kembali ke prinsip hidup masing-masing seseorang. Walaupun mungkin kita berbeda pendapat, tentunya kita harus saling menghargai setiap pendapat orang lain.
No comments