Kadang saya heran dengan diri saya sendiri, mungkin terlihat aneh di mata orang lain—tiba-tiba tertawa atau tampak bersedih. Sebenarnya, saat tertawa sendiri, saya sedang memikirkan sesuatu yang lucu menurut saya.
Internet adalah lahan untuk mencari ilmu, baik ilmu yang baik maupun yang kurang baik. Saya senang menjelajah internet, terutama untuk membaca dan mengetahui banyak hal yang ingin saya ketahui. Bagi saya, internet adalah keajaiban yang bisa membuat penggunanya berwawasan luas. Namun, masih banyak netizen yang menelan mentah-mentah informasi yang belum tentu kebenarannya.
Dari sinilah saya mengenal banyak hal: membuat blog, membaca di Wikipedia, dan mengetahui apa pun yang ingin saya ketahui, termasuk situs-situs terlarang. Salah satu topik yang menarik perhatian saya adalah tentang kepribadian INTP. Awalnya, saya penasaran dengan karakter saya sendiri dan mencoba tes MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) di sebuah website.
Saya melakukan tes tersebut beberapa kali dan hasilnya selalu INTP. Awalnya, saya tidak merasa sebagai seorang introvert. Namun, saya belajar bahwa introvert tidak selalu berarti kalem atau pendiam. Saya sendiri sering berbicara banyak, terutama jika lawan bicara memiliki wawasan baru atau sejalan dengan pemikiran saya, bahkan sering kali beradu argumen.
Hasil tes ini membuat saya penasaran, dan selama berbulan-bulan saya terus membaca tentang ciri-ciri, kelebihan, dan kekurangan seorang INTP. Memang benar, INTP akan menggali informasi sedalam-dalamnya dan sejauh-jauhnya selama mereka merasa senang dan penasaran.
INTP adalah singkatan dari Introvert, Intuitive, Thinking, Perceiving, salah satu tipe kepribadian manusia yang cukup langka dengan populasi hanya sekitar 3% di dunia. Saat kecil, saya sering bertanya-tanya tentang hal-hal di sekitar saya, seperti mengapa bintang ada di langit dan apakah mereka bisa diambil. Pertanyaan-pertanyaan konyol seperti itu menunjukkan rasa penasaran saya terhadap dunia, dan rasa penasaran itu masih ada sampai sekarang.
Sebagai seorang INTP, saya lebih mengutamakan pemikiran rasional daripada perasaan. Saya menilai segala sesuatu dengan objektif, tidak terlalu memperhatikan perasaan orang lain. Itulah mengapa saya kadang-kadang berbicara tanpa rasa hormat, menyampaikan apa yang menurut saya benar.
INTP juga cenderung memiliki intuisi yang tinggi, bukan karena indra keenam, tetapi karena analisis pikiran berdasarkan pengalaman sebelumnya. Mereka bisa menebak apa yang akan terjadi karena kejadian yang ada di memori mereka hampir sama dengan situasi saat ini.
Menjadi seorang INTP membuat saya terus belajar dan penasaran dengan dunia ini. Saya senang menggali informasi dan memahami hal-hal baru, meskipun terkadang terlihat aneh di mata orang lain. Rasa penasaran dan keinginan untuk mengetahui lebih banyak inilah yang membuat hidup saya penuh warna dan makna.
No comments