Horeee! Bayi telah lahir dengan selamat dan tanpa cacat. Kita berbahagia dengan kelahiran anggota keluarga baru. Semua orang pasti merasakan kebahagiaan ini.
Namun, bukan kebahagiaan itu yang akan saya bicarakan, melainkan tentang kehidupan ini. Kita hidup di dunia sejak dilahirkan di bumi ini, penuh dengan kisah, pengalaman, dan aktivitas. Kadang kita gembira, kadang kesedihan melanda, tetapi bagi saya, semua itu adalah bagian dari proses kehidupan.
Proses adalah aktivitas yang sedang kita jalani, dan apa pun yang kita lakukan saat ini adalah bagian dari proses kehidupan. Kita seharusnya menikmati hidup ini dengan berbagai cara sesuai perasaan masing-masing. Nikmatilah ketika kita sedih, jangan hanya ketika sedang gembira. Semua itu adalah proses, dan bagi saya, hidup ini adalah proses menuju kematian.
Dalam kepercayaan tertentu, bukan kematian tetapi kehidupan selanjutnya yang menanti, baik di alam akhirat atau kembali kepada Sang Pencipta. Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan di dunia ini jika semua ini hanyalah proses menuju kematian?
Sangat dianjurkan kita berbuat baik sebaik mungkin sehingga kita menikmati setiap proses yang ada. Harapannya, kita akan tenang ketika sudah mati karena kita berbuat baik ketika masih hidup. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana standar kebaikan yang hakiki, standar kebaikan yang bukan karena keinginan tertentu sehingga dihalalkan. Atau mana standar baik menurut Sang Pencipta?
Percayalah bahwa standar kebaikan ada dalam hati sanubari kita. Kita akan mencari dan menemukan standar ini melalui orang lain dan kitab suci. Bagi saya, manual book kehidupan yang menjadi standar kebaikan saya adalah Alquran. Sebagai manusia, kita mempunyai kebebasan memilih mana yang baik menurut hati kita, tetapi harus senantiasa open-minded terhadap pengetahuan baru yang baik.
Berbicara tentang proses, kita akan berkaitan dengan waktu, yang mana waktu adalah raja kehidupan yang diciptakan oleh Tuhan agar kita bisa menikmati proses hidup ini. Jika kematian adalah akhir dari segalanya di dunia ini, maka kita seharusnya memilih untuk berbuat kebaikan semasa hidup, bukan sebaliknya. Kita harus selalu ingat bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini, termasuk kehidupan kita. Semakin hari, semakin bertambah waktu yang dihabiskan dan semakin berkurangnya waktu yang tersisa.
Waktu itu relatif sesuai dengan apa yang kita rasakan, namun kepastian akan kematian tidak akan pernah meleset. Kita mungkin merasa lama sekali hidup di dunia ini, tetapi sebagian orang merasa sangat singkat dan ingin umurnya diperpanjang. Ada juga yang umurnya sama tetapi merasakan waktu yang berbeda karena waktu, menurut saya, adalah relatif tergantung yang merasakan.
Saya suka membahas kehidupan dan waktu karena bagi saya ini adalah topik yang unik, penuh teka-teki, dan sesuatu yang belum dialami oleh kebanyakan orang. Seandainya saja kita bisa seenaknya mati dan hidup kembali, mungkin tidak akan ada rasa penasaran dalam pikiran saya. Tetapi semua itu, saat ini, tidak mungkin terjadi.
Mari kita nikmati setiap proses dalam hidup ini, dengan segala kebahagiaan dan kesedihannya. Kita berbuat baik, menghargai waktu, dan mempersiapkan diri untuk proses selanjutnya, apa pun itu.
No comments